Halaman

Home

Kamis, 29 Februari 2024

Pengelolaan Program Berdampak Pada Murid

1. Kepemimpinan Murid

Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, Ibu/Bapak telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut?

Kita semua tentu sepakat bahwa murid-murid kita dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

Namun, pernahkah Ibu/Bapak melakukan refleksi dan kemudian menyadari bahwa terkadang, guru atau orang dewasa sering memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan, atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya, dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. 
Peran kita adalah:

  1. Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  2. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”.  Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan-tindakan yang dibuatnya.  Albert Bandura dalam artikelnya,  Toward a Psychology of Human Agency (2006) menuliskan, bahwa menjadi seorang agent (seseorang yang memiliki agency) berarti orang tersebut secara sengaja mempengaruhi fungsi dan keadaan hidup dirinya. Dalam pandangan ini, pengaruh pribadi merupakan bagian dari struktur kausal. Orang-orang sebenarnya dapat mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi diri sendiri, dan merefleksikan diri. Mereka bukan hanya dapat menjadi penonton dari perilaku mereka sendiri, tetapi adalah kontributor untuk keadaan hidup mereka sendiri.

Lebih lanjut, dalam artikel yang sama Bandura juga menuliskan bahwa ada empat sifat inti dari human agency, yang dalam modul ini kita singkat dengan akronim IVAR untuk memudahkan mengingat, yaitu:
1. I - Intensi = Kesengajaan (intentionality). Seseorang yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tetapi di dalam niat mereka sudah termasuk rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya. Orang yang memiliki agency akan memahami bahwa dalam mewujudkan niatnya, ia juga harus mempertimbangkan keinginan pihak lain, sehingga berupaya untuk menemukan niatan bersama dan mengelola kesaling-tergantungan rencana.
2. V - Visi = Pemikiran ke depan (forethought). Pemikiran ke depan di sini bukan hanya sekedar rencana yang mengarahkan masa depan. Mereka yang berpikiran ke depan menjadikan visi (representasi kognitif dari visualisasi masa depan) sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini. Hal ini membuat mereka menjadi individu yang bersemangat dan bertujuan.
3. A - Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness). Seseorang yang memiliki agency, bukan hanya seorang perencana dan pemikir ke depan. Mereka juga seorang pengendali diri (self-regulator). Setelah memiliki niat dan rencana, ia tidak akan duduk diam dan menunggu. Mereka memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi aksi atau tindakan yang tepat dan untuk memotivasi serta mengatur eksekusinya.  
4. R - Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness). Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Mereka akan melakukan refleksi terhadap efikasi dirinya, kecemerlangan dan ketepatan pikiran dan tindakannya, dan kebermaknaan dari upaya yang mereka lakukan dalam pencapaian tujuan, serta akan melakukan perbaikan jika diperlukan. Kemampuan metakognitif untuk melakukan refleksi diri sendiri dan kecukupan pemikiran dan tindakan seseorang adalah sifat yang paling jelas dari orang yang memiliki agency.
Mengingat bahwa kata agency ini belum ada padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia, maka untuk kepentingan pembahasan di dalam modul ini, maka istilah student agency ini selanjutnya akan diterjemahkan sebagai “kepemimpinan murid”.

Murid mendemonstrasikan “student agency”  ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Jika kita mengacu pada OECD (2019:5), ‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat.

Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara alamiah  mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan bukan hanya untuk saat ini.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, saat murid belajar mereka akan:

  • berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya
  • menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran
  • menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
  • menunjukkan rasa ingin tahu
  • menunjukkan inisiatif
  • membuat pilihan-pilihan tindakan
  • memberikan umpan balik kepada satu sama lain.

 Di sisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan:

  • berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif  murid-murid mereka
  • memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan  proses pembelajaran sesuai untuk mereka
  • mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka
  • menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko
  • mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki
  • menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.

Untuk lebih memahami konsep kepemimpinan murid, Ibu/Bapak dapat membaca tabel berikut ini.

2. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Lalu, Apa sebenarnya yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid?  Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut:

Ketika kita berbicara tentang “suara” murid, maka kita sebenarnya bukan hanya berbicara tentang memberi murid kesempatan untuk mengomunikasikan ide dan pendapat.

Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.  (www.education.vic.gov.au)

Mempertimbangkan suara murid adalah tentang bagaimana kita memberdayakan murid kita agar memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perubahan. Suara murid yang otentik memberikan kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.

Mempromosikan suara murid dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam banyak cara.  Suara murid dapat ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana sekolah atau guru dapat mempromosikan “suara murid”:

  1. Membangun budaya saling mendengarkan.
  2. Membangun kepercayaan diri murid agar mereka percaya bahwa setiap suara berharga dan layak didengar.
  3. Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap proses belajar yang telah dilakukan.
  4. Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap berbagai program dan kebijakan-kebijakan sekolah.
  5. Melibatkan murid dalam perencanaan pembelajaran.
  6. Melibatkan murid dalam menyusun kriteria penilaian.
  7. Memberikan kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, berdiskusi dalam berbagai kesempatan dan proses pembelajaran.
  8. Mengajak murid untuk mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas.
  9. Membentuk dewan murid atau komite-komite yang anggotanya adalah murid-murid untuk memberikan masukan kepada sekolah terhadap berbagai elemen sekolah lainnya (misalnya lingkungan, fasilitas, kegiatan, kantin, seragam).
  10. Melibatkan murid untuk memberikan saran tentang alat permainan apa yang mereka inginkan ada di halaman sekolah.
  11. Memberikan kesempatan murid untuk memberi saran terkait menu yang di jual kantin.
  12. Membuat kotak saran untuk murid memberikan saran dan masukan tentang sekolah.
  13. Melakukan kegiatan pembelajaran berbasis proyek. Mengidentifikasi masalah atau persoalan yang terjadi dalam dunia nyata yang menarik bagi murid dan kemudian memberi kesempatan mereka untuk bekerja sama dan bertukar pikiran tentang strategi dan solusi untuk permasalahan tersebut.
  14. Membuat blog murid dan majalah dinding untuk menyuarakan aspirasi dan kreativitas murid.

 

Guru dapat mendorong dan menyediakan "pilihan" bagi murid-murid melalui kegiatan atau aktivitas yang lainnya. Silahkan Ibu/Bapak dapat memikirkan atau mencari referensi contoh lainnya!

Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran. (marzanoacademies.org). Dalam ranah sosial, murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya; dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka. Dalam ranah lingkungan, murid diberikan kesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Sementara dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih, atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum.

Aiken et al (2016) dalam Thibodeaux et al. (2019), menyimpulkan bahwa memberi pilihan akan memberdayakan murid, mendorong keterlibatan, dan mempromosikan minat dalam pengalaman belajar. Selain itu, memberi peserta didik pilihan dan kepemilikan mensyaratkan bahwa kontrol dalam proses pembelajaran harus diberikan juga kepada murid-murid (Thibodeaux 2017; 2019).

Bandura (1997) juga menegaskan bahwa memberikan murid pilihan juga akan meningkatkan motivasi dan otonomi murid, yang dapat memberikan dampak positif pada efikasi diri dan motivasi murid (dalam Thibodeaux et al, 2019).

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana guru dapat memberikan murid-murid ‘pilihan’ dalam proses belajar mereka?  Ada banyak cara yang dapat dilakukan.  Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana guru dapat mendorong dan menyediakan “pilihan” bagi murid-muridnya.

  1. Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan atau alternatif yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum menentukan sebuah keputusan.
  2. Memberikan kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka mendemonstrasikan pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.
  3. Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih peran yang dapat mereka ambil dalam sebuah kegiatan/program.
  4. Memberikan murid kesempatan untuk memilih kelompok.
  5. Memberikan kesempatan murid untuk mengelola pengaturan kegiatan.
  6. Menggunakan musyawarah untuk mengambil keputusan, atau jika memang diperlukan melalui voting, untuk memprioritaskan langkah tindakan atau aktivitas berikutnya. Misalnya saat ingin belajar tentang topik tertentu, guru dapat mendiskusikan dan membuat daftar kegiatan apa saja yang dapat mereka lakukan, kemudian meminta murid untuk memilih mana yang ingin mereka lakukan lebih dulu.
  7. Mengajak OSIS membuat daftar kegiatan (event), dan memberikan kesempatan untuk memilih mana kegiatan yang ingin mereka lakukan di dalam satu tahun ajaran.
  8. Memberi kesempatan pada murid untuk menentukan sendiri bentuk penugasan yang mereka inginkan.
  9. Memberikan kesempatan pada murid untuk mempresentasikan hasil kerja/proyek sesuai dengan gaya , minat dan bakat mereka
  10. Memberikan kesempatan pada murid untuk menggali sumber-sumber belajar sesuai minat mereka.
  11. Memberikan kesempatan pada murid untuk mengevaluasi pembelajarannya.
  12. Memberikan kesempatan pada murid untuk menentukan rencana, jadwal atau agenda dalam melaksanakan pembelajarannya.

 

Ada banyak lagi contoh lainnya. Dapatkah Ibu/Bapak memberikan contoh lainnya?

Dalam pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa saat murid berada dalam kursi kemudi proses belajar mereka, maka mereka akan lebih bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses belajarnya.

Menurut Duddley-Marling dan Searle yang dikutip oleh Rainer dan Mona dalam artikel yang berjudul Ownership of Learning in Teacher Education (2002:27)  bahwa kepemilikan bukanlah sesuatu yang bisa diberikan, melainkan sesuatu yang berkembang dalam struktur dan proses yang menyiratkan rasa hormat terhadap otonomi, kekuasaan, suara, dan tanggung jawab kepada orang lain. 

Dengan demikian kondisi-kondisi, struktur, dan proses perlu dikembangkan agar guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang mendorong murid memiliki rasa kepemilikan.  Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah:

  • Memberikan murid kesempatan untuk memilih beberapa kegiatan yang mereka lakukan (misalnya memilih topik untuk dilaporkan).
  • Memberikan kesempatan murid berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum (misalnya, memutuskan apa yang ingin mereka pelajari).
  • Memberikan murid kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kelas.
  • Memberikan murid kesempatan untuk menilai diri sendiri dan terlibat dalam proses penilaian (misalnya, melibatkan murid dalam mendiskusikan kriteria rubrik proyek yang baik).

 

Voltz DL, Damiano-Lantz M. dalam artikel penelitiannya yang berjudul Developing Ownership in Learning. Teaching Exceptional Children (1993;18) menjelaskan bahwa kepemilikan dalam belajar (ownership in learning) sebenarnya mengacu pada rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi seseorang dalam proses belajar. 

Merujuk pada pendapat tentang konsep kepemilikan, dapat dikatakan bahwa, saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif, dan menunjukkan investasi pribadi dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.

Berikut ini adalah beberapa contoh mempromosikan “kepemilikan murid”:

  • Merespon dan menindaklanjuti masukan dan umpan balik dari murid.
  • Meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan.
  • menciptakan lingkungan belajar di mana murid dapat menetapkan tujuan belajar dan kriteria keberhasilan mereka sendiri, dan memantau dan menyesuaikan pembelajaran mereka.
  • Secara terus menerus tunjukkan kepada murid bagaimana mereka dapat menjadi pembelajar yang lebih baik dari hari ke hari, misalnya dengan belajar untuk menerima kesalahan. Berbagilah dengan murid-murid kita bagaimana terkadang kita membuat kesalahan dan bagaimana kita kemudian belajar dari kesalahan tersebut. Dengan cara ini, murid akan selalu merasa diterima. tidak dituntut sempurna, sehingga merasa nyaman dalam proses pembelajarannya. 
  • Menanyakan kepada murid apa yang mereka ketahui tentang topik yang akan dipelajari atau mendiskusikan pengalaman murid tentang topik tersebut, dan mengkoneksikannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan.
  • Memosting ide siswa (dengan seizin murid sebagai bagian dari menghargai dan menghormati kepemilikan murid ).
  • Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri.
  • Mengkondisikan lingkungan fisik yang mendukung kepemilikan. Misalnya membuat papan buletin, yang dapat digunakan murid untuk menampilkan informasi tentang pekerjaan mereka, kesuksesan mereka, dsb.
  • Mengajak murid untuk mengatur kelas mereka sendiri.
  • Memajang pekerjaan-pekerjaan murid di kelas.
  • Melakukan penilaian diri sendiri (self assessment).
  • Membuat sudut murid di salah satu bagian sekolah, kemudian memberikan jadwal untuk setiap kelas untuk melakukan sesuatu di sudut tersebut.
  • Memberi kesempatan murid membawa sumber-sumber pembelajaran yang mungkin mereka miliki dan meminta mereka berbagi.

    Untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek tersebut tentunya perlu didorong oleh guru.  Pilihan dan suara murid menjadi penting agar murid mempunyai  rasa ‘memiliki’ proses pembelajaran mereka sendiri. Di sisi lain, melalui pilihan dan dengan rasa memiliki yang kuat, suara mereka kemudian dapat diwujudkan. 

    Perlu diperhatikan bahwa ketiga aspek ini tidak dapat berada di lingkungan yang tidak terstruktur.  Ketiga aspek ini harus disematkan dengan hati-hati dalam lingkungan belajar yang menumbuhkembangkan elemen-elemen tersebut secara otentik. Lingkungan belajar yang seperti ini akan mensyaratkan seluruh anggota komunitas untuk ikut terlibat dalam prosesnya.

    3. Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila

    Di dalam modul 1.2, Ibu/Bapak sudah belajar bahwa Profil Pelajar Pancasila sebenarnya adalah visi dan harapan Indonesia untuk karakter warganya di masa mendatang, sehingga seharusnya menjadi landasan bagi visi sekolah. Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan  menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat  mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya.

    Jika kita telaah lebih lanjut, dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid maka secara bersamaan kita sebenarnya juga sedang membangun karakter murid yang:

    Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan mendorong murid untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan kepercayaannya dalam bentuk sikap-sikap dan tindakan atau perilaku positif. Murid-murid yang memiliki kepemimpinan yang kuat, akan menunjukkan akhlak yang baik terhadap dirinya pribadi, terhadap sesama, negara dan alam ciptaanNya. Mengapa? Ini karena mereka akan tumbuh menjadi murid yang merdeka, yang bukan hanya tidak terperintah saja, namun juga dapat menegakkan diri, serta mengatur kehidupan dirinya sendiri, hubungannya dengan orang lain. dan lingkungan dengan baik. Mereka akan mampu menjunjung nilai-nilai kebajikan universal, seperti cinta kasih sesama manusia, kejujuran, dan sebagainya.

    Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan melatih murid-murid kita untuk memiliki pemikiran dan wawasan yang luas dan terbuka. Mereka akan terbiasa untuk melihat perbedaan, menghargai beragam perspektif sehingga diharapkan dapat hidup ditengah-tengah masyarakat yang majemuk. Mereka akan mampu beradaptasi dengan situasi dan perubahan yang dihadapinya, dan mampu menjadi pemecah masalah yang percaya diri dimanapun ia berada.

    Mendorong kepemimpinan murid akan melatih murid untuk terlibat dan berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama dan berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas.  Lewat interaksi ini, mereka akan memiliki keinginan untuk membantu orang lain yang membutuhkan, dan mampu berkolaborasi untuk melakukan tindakan demi kebermanfaatan dan kebahagiaan bersama.

    Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid mendorong murid untuk mengambil kontrol dan bertanggung jawab pada proses pembelajarannya sendiri. Saat kita mendorong kepemimpinan murid, maka kita juga melatih kemampuan mereka untuk meregulasi diri sendiri. Mereka akan dapat menetapkan tujuan dan rencana strategis bagi pengembangan dirinya sendiri sekaligus mampu menunjukkan resiliensi dan kemampuan beradaptasi yang baik dalam berbagai situasi, serta percaya diri bahwa ia mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

    Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan mendorong murid untuk memiliki kemampuan bernalar kritis karena mereka akan belajar untuk membuat pilihan-pilihan dan membuat keputusan-keputusan yang bertanggung jawab.  Mereka juga akan berlatih untuk mengembangkan keterampilan refleksi terhadap proses pembelajaran dan belajar dari berbagai situasi yang terjadi lewat interaksi mereka dengan komunitas yang lebih luas.

    Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memungkinkan murid untuk terekspos pada pengalaman belajar otentik yang menuntut mereka untuk mampu melihat permasalahan dan secara kreatif berusaha mencari solusi atas permasalahan tersebut. Mendorong murid untuk bersuara berarti juga membuka ruang bagi sikap berani mengambil risiko, sehingga murid tidak takut untuk mengungkapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran kreatif mereka.

Selasa, 27 Februari 2024

Indikator Soal (Kisi-Kisi) Sumatif Tengah Semester (STS) IPA Kelas VIII Semester Genap 2024

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Bagaimana kabar peserta didik kelas VIII? Semoga kalian semua dalam kondisi sehat dan tetap semangat belajar ya. Berikut bapak sampaikan indikator soal untuk belajar Sumatif Tengah Semester (STS) IPA untuk kelas reguler. Ada 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Tips sukses untuk STS yaitu dipelajari dan dikerjakan tiap indikator soal. Semoga bermanfaat ya.

1. Peserta didik dapat menentukan contoh yang termasuk gerak periodik. 

2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri gelombang elektromagnetik, gelombang mekanik, gelombang bunyi, dan gelombang transversal. 

3. Peserta didik dapat menyebutkan pengertian amplitudo, periode, dan frekuensi.

4. Disajikan data suatu ayunan sederhana bergerak sebanyak 100 kali dalam waktu 20 detik, peserta didik dapat menghitung frekuensi dan periode ayunan itu. 

5. Disjaikan data suatu sayap kumbang bergetar dengan frekuensi 1000 Hz, peserta didik dapat menghitung banyaknya getaran bila kumbang terbang selama 5 menit.

6. Disajikan data suatu pegas diberi benda dengan beban yang bergetar 125 kali dalam waktu 25 detik, peserta didik dapat menghitung frekuensi dan periode dari pegas itu. 

7. Disajikan data seutas tali merambat gelombang dengan frekuensi 40 Hz, peserta didik dapat menghitung cepat rambat gelombang bila jaraknya yang ditempuh dalam satu periode adalah 80 cm. 

8. Disajikan data suatu gelombang memiliki periode 1/500 sekon, peserta didik dapat mengitung panjang satu gelombang (meter) bila besar cepat rambat gelombang 3000 m/s. 

9. Disajikan data pada slinki dengan panjang 262 cm terdapat 7 rapatan dan 6 renggangan, peserta didik dapat menghitung panjang gelombang slinki itu (cm).

10. Disajikan suatu gelombang dengan panjang 1,50 meter dan cepat rambatnya 225 m/s, peserta didik dapat menghitung frekuensi dan periode gelombang itu. 

11. Disajikan gambar dan data dari 3,5 gelombang yang terjadi dalam 9 detik dan panjang gelombangnya 18 cm, peserta didik dapat menghitung cepat rambat gelombang. 

12. Disajikan data suatu bunyi merambat di udara dengan kecepatan 180 m/s dan menempuh jarak 2.080 meter, peserta didik dapat menghitung waktu yang diperlukan bunyi sampai ke pendengar.

13. Disajikan gambar cermin cekung dengan benda yang diletakkan di ruang 3, peserta didik dapat menentukan ciri-ciri bayangan yang terbentuk dari benda itu. 

14. Peserta didik dapat menentukan alat optik yang mampu membentuk sifat bayangan sama dengan sifat bayangan yang dibentuk oleh mata manusia. 

15. Peserta didik dapat menentukan ciri-ciri organ mata dikatakan sebagai alat optik. 

16. Peserta didik dapat menyebutkan pengertian dari unsur dan campuran.

17. Peserta didik dapat menyebutkan pengertian dari senyawa dan larutan.

18. Peserta didik dapat menyebutkan kelompok zat-zat yang termasuk kelompok unsur. 

19. Peserta didik dapat menyebutkan lambang dari unsur timbal, nikel, kalsium, dan timah.

20. Disajikan pernyataan batu bara dibakar akan dihasilkan karbon dioksida yang mengandung karbon dan oksigen dengan perbandingan tertentu. Selain itu, dihasilkan belerangdioksida derngan komposisi penyusun yang tertentu pula, peserta didik dapat menentukan kelompok senyawa berdasar pernyataan itu. 

21. Peserta didik dapat menyebutkan contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk larutan, campuran homogen, dan campuran heterogen. 

22. Peserta didik dapat menyebutkan pernyataan yang benar mengenai gula yang diaduk di dalam air teh. 

23. Disajikan pernyataan mengenai seseorang yang sedang memisahkan santan encer dan santan kental. Beberapa waktu sehingga terbentuk endapan santan yang lebih kental kemudian memisahkan dengan wadah lain, peserta didik dapat menentukan metode pemisahan berdasar pernyataan tersebut. 

24. Peserta didik dapat menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari hari yang termasuk metode pemisahan larutan secara destilasi dan dekantasi. 

25. Peserta didik dapat menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari hari yang termasuk metode pemisahan larutan secara kristalisasi dan filtrasi. 

26.  Disajikan data tabel yang menunjukkan data jumlah getaran dan waktunya (detik), peserta didik dapat menghitung getaran yang memiliki frekuensi yang sama. 

27. Disajikan data jarak antara dua puncak gelombang yang berdekatan adalah 1,5 meter, frekuensi gelombang sebesar 30 Hz, peserta didik dapat menghitung cepat rambat gelombang (m/s). 

28. Peserta didik dapat menyebutkan dua manfaat gelombang bunyi dalam bidang teknologi dan bidang kedokteran.

29. Disajikan data unsur natrium, aluminium, dan seng yang dapat menghantarkan listrik sedangkan unsur iodin dan belerang yang tak dapat menghantarkan listrik.  Unsur seng dan belerang dipanaskan bersama, terjadi reaksi berbahaya dan terbentuk zat baru yang disebut seng sulfida, peserta didik dapat menentukan dua unsur logam, dua unsur non logam, dan rumus kimia dari seng sulfida. 

30. Peserta didik dapat menuliskan lambang unsur dari nama-nama unsur Nitrogen, Kalsium, Natrium, Oksigen, Besi, dan Fosfor.

Indikator Soal (Kisi-Kisi) Sumatif Tengah Semester (STS) IPA Kelas VII Semester Genap 2024

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Bagaimana kabar peserta didik kelas VII? Semoga kalian semua dalam kondisi sehat dan tetap semangat belajar ya. Berikut bapak sampaikan indikator soal untuk belajar Sumatif Tengah Semester (STS) IPA untuk kelas reguler. Ada 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Tips sukses untuk STS yaitu dipelajari dan dikerjakan tiap indikator soal. Semoga bermanfaat ya.

1. Disajikan pernyataan mengenai ciri-ciri makhluk hidup, peserta didik dapat menentukan ciri makhluk hidup berdasarkan pernyataan tersebut. 

2. Disajikan beberapa peristiwa ciri-ciri makhluk hidup, peserta didik dapat menentukan ciri makhluk hidup yang termasuk berkembang biak.

3. Peserta didik dapat menentukan tujuan respirasi makhluk hidup. 

4. Peserta didik dapat menentukan ciri makhluk hidup yang termasuk ciri ekskresi. 

5. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan klasifikasi makhluk hidup.

6. Disajikan urutan takson tumbuhan, peserta didik dapat mengurutkan takson secara hierarki dari takson yang paling banyak anggotanya hingga paling sedikit anggotanya.

7. Disajikan kunci determinasi, peserta didik dapat menentukan kunci determinasi dari hewan yang telah ditentukan.   

8. Disajikan beberapa nama tumbuhan, peserta didik dapat mengidentifikasi tumbuhan yang keping bijinya hanya satu. 

9. Disajikan gambar suatu hewan, peserta didik dapat menentukan filum berdasar gambar hewan itu. 

10. Disajikan data ciri-ciri makhluk hidup yaitu bersel banyak, tidak berklorofil, eukariotik, memperoleh makanan dengan menyerap dari lingkungan, peserta didik dapat mengidentifikasi kingdom makhluk hidup itu berdasar ciri-ciri tersebut.  

11. Peserta didik dapat menentukan benda ketika dikatakan bergerak. 

12. Disajikan peristiwa terjadinya gaya, peserta didik dapat menentukan gaya yang terjadi pada peristiwa itu.

13. Disajikan beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat mengidentifikasi peristiwa yang termasuk dalam penerapan hukum II newton. 

14. Disajikan ciri-ciri dari gerak benda, peserta didik dapat mengidentifikasi gerak benda itu termasuk Gerak Lurus Beraturan (GLB). 

15. Disajikan beberapa peristiwa gerak benda dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat mengidentifikasi peristiwa gerak benda itu termasuk Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). 

16. Disajikan data dua orang yang sedang menarik benda di dua arah yang berbeda. Orang A menarik benda dengan gaya 125 newton ke kanan dan orang B menarik benda dengan gaya 225 newton ke kiri, peserta didik dapat menghitung besar dan arah gaya yang terjadi pada kedua orang itu. 

17. Disajikan data suatu benda bermassa 25 kg melaju dengan percepatan 15 m/s2, peserta didik dapat menghitung gaya yang bekerja pada benda itu.  

18. Disajikan data seorang sedang mengendarai mengendarai sepeda motor dengan kelajuan 42 m/s lalu pada kelajuan ini menginjak rem hingga sepeda motor berhenti pada 12 detik, peserta didik dapat menghitung nilai perlambatan sepeda motor yang dikendarai orang itu. 

19. Peserta didik dapat menentukan pengaruh gaya terhadap gerak benda pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. 

20. Disajikan gambar pita ticker timer, peserta didik dapat menentukan pernyataan yang tepat mengenai gerak lurus benda berdasar gambar pita ticker timer. 

21. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri dari kingdom monera. 

22. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri dari amphibia. 

23. Disajikan empat gambar perpaduan beberapa gaya yang ditarik dengan arah berbeda dan nilainya berbeda, peserta didik dapat menghitung resultan gaya yang paling besar.  

24. Disajikan data seorang astronot ketika ditimbang di bumi beratnya adalah 500 N, peserta didik dapat menghitung berat astronot itu bila ditimbang di bulan yang memiliki percepatan gravitasi 1/5 kali gravitasi bumi.

25. Peserta didik dapat menentukan contoh gaya gesek yang menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari. 

26.  Disajikan gambar dalam peristiwa kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat menyebutkan contoh ciri makhluk hidup sesuai gambar tersebut. 

27. Disajikan empat nama ilmiah beberapa makhluk hidup, peserta didik dapat mengidentifikasi makhluk hidup yang memiliki kekerabatan paling dekat. 

28. Disajikan grafik perubahan kecepatan terhadap waktu, peserta didik dapat menghitung jarak yang ditempuh benda berdasar grafik itu.

29. Disajikan data suatu benda yang didorong dua orang dengan gaya masing-masing 65 newton dan 45 newton, peserta didik dapat menghitung resultan gaya dua anak tersebut bila kedua gaya orang tersebut searah dan kedua gaya orang tersebut berlawanan arah.

30. Disajikan data gaya gravitasi di permukaan bulan 1/5 kali gaya gravitasi bumi, peserta didik dapat menghitung berat astronot di bumi dan di bulan bila massa astronout 50 kg dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2.