Halaman

Home

Kamis, 31 Juli 2025

Konsep, Prinsip, dan Kerangka Pembelajaran Mendalam

Pendidikan adalah investasi terbesar kita untuk masa depan. Namun, tantangan mutu pendidikan, seperti yang terlihat dari hasil PISA 2022 di mana 99% murid Indonesia hanya mampu menjawab soal tingkat rendah (LOTS) dan hanya 1% yang mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), menunjukkan adanya pekerjaan rumah yang besar. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia mengusung konsep "Pembelajaran Mendalam" (Deep Learning) sebagai solusi menuju pendidikan bermutu untuk semua.

Lalu, apa itu Pembelajaran Mendalam dan mengapa ini sangat penting?

Apa Itu Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan yang memuliakan murid, menekankan pada penciptaan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ini dicapai melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.

Tiga Prinsip Utama Pembelajaran Mendalam:

  1. Memuliakan: Semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran saling menghargai dan menghormati, mempertimbangkan potensi, martabat, dan nilai-nilai kemanusiaan.

  2. Berkesadaran: Murid memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar aktif, termotivasi secara intrinsik, dan mampu meregulasi diri dalam mencapai tujuan belajar.

  3. Menggembirakan: Menciptakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi, di mana peserta didik merasa dihargai dan terhubung secara emosional dengan materi pembelajaran.

Empat Kerangka Pembelajaran Mendalam:

Untuk menerapkan Pembelajaran Mendalam, ada empat kerangka utama yang menjadi panduan sistematis dalam menyusun desain pembelajaran:

  1. Praktik Pedagogis: Strategi mengajar yang autentik, mengutamakan praktik nyata, dan mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi serta kolaborasi. Contohnya termasuk Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Proyek, Masalah, Kolaboratif, STEM, dan Berdiferensiasi.

  2. Kemitraan Pembelajaran: Membentuk hubungan dinamis dan kolaboratif antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional, memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama.

  3. Lingkungan Pembelajaran: Mengintegrasikan ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang ini didesain fleksibel untuk mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide.

  4. Pemanfaatan Digital: Teknologi digital dimanfaatkan sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual dalam perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen.

Peran Transformasi Guru dalam Pembelajaran Mendalam:

Dalam ekosistem Pembelajaran Mendalam, peran guru bertransformasi menjadi:

  • Aktivator: Guru menstimulasi murid untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memberikan umpan balik untuk mencapai level pencapaian yang lebih tinggi.

  • Kolaborator: Guru membangun inkuiri kolaboratif dengan  murid, rekan sejawat, keluarga, masyarakat, dan mitra lainnya untuk mengembangkan dan berbagi pengalaman nyata.

  • Pengembang Budaya Belajar: Guru memberikan kepercayaan dan peluang bagi murid untuk mengembangkan kreativitas, berinovasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Dengan menerapkan Pembelajaran Mendalam, kita tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mempersiapkan generasi masa depan yang mampu berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, dan mandiri, sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berubah. Ini adalah langkah nyata menuju pendidikan bermutu untuk semua.

Sumber :
Konsep dan Kerangka Pembelajaran Mendalam